KERAJAAN
KUTAI
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura)
merupakan kerajaan Hindu yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman,
Kalimantan Timur. Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga.
Diduga ia belum menganut agama Hindu. Namun putranya, yang
kelak menjadi penggantinya, Mulawarman telah menganut Hindu.
Dalam prasasti Yupa disebutkan bahwa Kudungga
lah pendiri kerajaan ini, sehingga ia disebut wamsakarta. Ia memiliki 3 orang
putra, salah satunya bernama Mulawarman. Mulawarman
inilah raja termasyur yang pernah menyedekahkan 20.000 ekor lembu kepada para
brahmana. Untuk memperingati hal itu, para brahmana mencatatnya dalam prasasti Yupa.
Pada abad ke-16, kerajaan Hindu tertua di nusantara
ini takluk dari Kerajaan Kutai
Kartanegara. Dalam peperangan tersebut, Raja Kutai Martadipura
terakhir yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai
Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.
Nama-Nama Raja Kutai
- Maharaja Mulawarman Nala
Dewa
- Maharaja Sri Aswawarman
- Maharaja Marawijaya
Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga
Warman
- Maharaja Nala Parana
Tungga
- Maharaja Gadingga Warman
Dewa
- Maharaja Indra Warman
Dewa
- Maharaja Sangga Warman
Dewa
- Maharaja Singa Wargala
Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Prabu Mula
Tungga Dewa
- Maharaja Nala Indra Dewa
- Maharaja Indra Mulya
Warman Dewa
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana
Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Indra Mulya
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putra
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta
- Maharaja Dharma Setia
Referensi
Buku Salasilah Kutai terbitan Bagian Humas Pemerintah
Daerah Tingkat II Kutai (1979) yang naskahnya berasal dari buku De Kroniek van
Koetei karangan C.A. Mees (1935). Sementara buku C.A. Mees sendiri bersumber
dari naskah kuno dalam tulisan huruf Arab karya Tuan Chatib Muhammad Tahir pada
21 Dzulhijjah 1285 Hijriah.
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam
yang kembali eksis di Kalimantan Timur
setelah dihidupkan lagi pada tahun 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk
melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton.
Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai ditandai dengan dinobatkannya
sang pewaris tahta yakni putera mahkota H. Adji Pangeran Praboe Anoem Soerya
Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar H.
Adji Mohamad Salehoeddin II pada tanggal 22 September 2001.
Sejarah
Kerajaan Kutai
Kartanegara berdiri pada awal abad ke-13 di daerah yang bernama Tepian Batu atau Kutai Lama (kini
menjadi sebuah desa di wilayah Kecamatan Anggana)
dengan rajanya yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325).
Pada abad ke-16, Kerajaan Kutai Kartanegara dibawah
pimpinan raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa berhasil menaklukkan Kerajaan Kutai (atau disebut pula: Kerajaan
Kutai Martadipura atau Kerajaan Kutai Martapura atau Kerajaan
Mulawarman) yang terletak di Muara Kaman.
Raja Kutai Kartanegara pun kemudian menamakan
kerajaannya menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara
Ing Martadipura sebagai peleburan antara dua kerajaan tersebut.
Pada abad ke-17, agama Islam
yang disebarkan Tuan Tunggang Parangan diterima dengan baik oleh
Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu dipimpin Aji Raja Mahkota Mulia Alam.
Setelah beberapa puluh tahun, sebutan Raja diganti dengan sebutan Sultan. Sultan Adji Mohamad Idris (1735-1778)
merupakan sultan Kutai pertama yang menggunakan nama Islami. Dan sebutan
kerajaan pun berganti menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Nama-Nama Raja/Sultan Kutai Kartanegara
No.
|
Masa
|
Nama Raja/Sultan
|
K e t e r a n g a n
|
|
1
|
*Raja pertama Kutai Kartanegara yang
mendirikan kerajaannya di Kutai Lama
|
|||
2
|
||||
3
|
||||
4
|
||||
5
|
||||
6
|
* Raja Kutai Kartanegara pertama yang
memeluk agama Islam
|
|||
7
|
||||
8
|
* Raja yang menaklukkan Kerajaan Kutai
Martadipura. Raja kemudian menamakan kerajaannya menjadi Kerajaan Kutai
Kartanegara Ing Martadipura.
|
|||
9
|
||||
10
|
||||
11
|
*Ratu pertama yang memimpin Kerajaan Kutai
Kartanegara
|
|||
12
|
||||
13
|
||||
14
|
||||
15
|
* Aji Kado melakukan kudeta dengan
mengangkat dirinya sebagai Sultan Aji Muhammad Aliyeddin setelah Sultan Aji Muhammad Idris
wafat di Wajo, Sulawesi Selatan
|
|||
16
|
*Pewaris tahta yang sah dari Sultan Aji Muhammad Idris
dan berhasil menggulingkan pemerintahan Aji Kado
|
|||
17
|
||||
18
|
||||
19
|
||||
20
|
*Sultan terakhir setelah pemerintahan
kesultanan berakhir pada tahun 1960
|
|||
21
|
1999 - kini
|
*Ditetapkan sebagai Sultan Kutai pada tahun
1999 setelah Kesultanan Kutai dihidupkan
kembali. Namun upacara penobatan baru dilaksanakan pada 22 September 2001
|
1. Aji Batara Agung Dewa Sakti
Aji Batara Agung Dewa Sakti, merupakan pendiri, sekaligus Maharaja dari Kerajaan
Kutai Kartanegara yang memerintah dari tahun 1300
hingga 1325. Ia merupakan putera dari Patinggi
Jahitan-Laya.
Ia mendirikan kerajaannya di daerah yang
bernama Tepian Batu atau Kutai Lama (kini
menjadi sebuah desa di wilayah Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara)
Menikah pertama kali dengan Aji Putri Karang
Melanu, anak dari Punggawa Besar, Patinggi dari Hulu-Dusan,
dan kedua kalinya dengan Putri Junjung Buwih
(menenggelamkan dirinya sendiri).
Raja meninggal pada tahun 1325, tenggelam di Sungai Mahakam.
Memiliki seorang anak yang kemudian menjadi Maharaja
Kutai Kertanegara yaitu Aji Batara Agung
Paduka Nira.
2. Aji Batara Agung Paduka Nira
Aji Batara Agung Paduka Nira bergelar Aji di-Dalam Taju merupakan
raja dari Kerajaan
Kutai Kartanegara ke-2 yang memerintah dari tahun 1325
hingga 1360. Raja menikah dengan Putri Paduka Suri,
anak angkat dari Meragui, kepala wilayah Bengalon. Ia memiliki lima
orang anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Didahului oleh:
Aji Batara Agung Dewa Sakti |
Raja
Kutai Kartanegara
1325 - 1360 |
Digantikan oleh:
Aji Maharaja Sultan |
Keturunan
Anak Laki-laki
- Maharaja Sakti, ia
memiliki keturunan
- …, dari Pasir, kemudian
anaknya adalah :
- Aji
Pangeran Tumenggung Bayabaya, Raja Kutai Karta Negara
- Maharaja Suriya Vamsa
[Sura di-Wangsa].
- Maharaja Indra Vamsa.
- Maharaja Dharma Vamsa.
- Aji Maharaja Sultan,
Raja ke-3 Kutai Kartanegara
Anak Perempuan
- Raja Putri. menikah
dengah Punchan Karna, dari Tunjangsa. Ia memiliki anak
- Aji Sri Gambira, yang
memiliki anak:
- Aji
Permata Alam. Ia memiliki seorang anak laki-laki dan seorang perempuan,
termasuk:
- Radin
Bungsu yang menikah dengan Aji Radin Vijaya [Radin Putra], anak termuda
dari Aji
Pangeran Tumenggung Bayabaya, Raja ke-5 Kutai Kartanegara.
Ia memiliki dua putera.
- Deva Putri.
3. Aji Maharaja Sultan
Aji Maharaja Sultan, Maharaja Kutai
Kartanegara ke-3 yang memerintah dari tahun 1360
sampai 1420.
Ia anak termuda dari Aji Batara Agung
Paduka Nira [gelar Aji di-Dalam Taju], Raja Kutai
Kartanegara. dan memiliki seorang putera yaitu :
- Aji Raja Mandarsyah,
Raja Kutai Kartanegara
Didahului oleh:
Aji Batara Agung Paduka Nira |
Raja
Kutai Kartanegara
1360—1420 |
Digantikan oleh:
Aji Raja Mandarsyah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar